Monday, December 29, 2008

2 Kalimat Hebat, penuh arti

Hari minggu kemarin, tepatnya tanggal 28 Desember 2008 sekitar jam 10.30 saya dengan teman saya makan disebuah tempat makan Bakso Lintong, lokasinya diseberang SPBU Lontar - Serang. Saya tidak sengaja untuk menepi dan mampir di tempat ini, hanya sekedar mencari tempat ngobrol yang enak dan santai untuk melakukan penandatanganan perjanjian antara teman saya dan kliennya. Setelah beberapa saat kemudian saya memesan makanan dan minuman yang tertera di List menu yang disediakan.
Hmm...Bukan makanannya atau minumannya yang ingin saya posting disini, tapi yang menarik untuk saya tulis disini adalah beberapa kalimat yang terpampang dengan tulisan cina yang dibawahnya terdapat terjemahan dalam bahasa indonesia, dalam bingkai sederhana khas negeri asalnya.

Kalau tidak salah kalimat tersebut berbunyi "ORANG BAIK, WALAUPUN REZEKINYA BELUM TIBA AKAN TETAPI PETAKA SUDAH MENJAUHINYA" dan sepenggal kalimat di bawahanya berbunyi "ORANG JAHAT, WALAPUN PETAKA BELUM DATANG, REZEKI SUDAH MENJAUHINYA". Sekilas kalimat itu bisa saja tanpa makna, tapi setelah dibaca berulang-ulang saat itu baru otak saya merespon dan mencerna kedalaman makna yang terkandung. Saya tidak tau kalimat ini didapat dari mana, atau kitab mana yang jelas makna yang dapat saya ambil dari kalimat tersebut diatas menurut otak saya adalah orang berbuat baik atau orang baik itu sudah dipastikan memiliki dua balasan yang nyata, yaitu Rezeki dan dijauhkan dari petaka, dari siapa balasannya tentu saja dari sang raja manusia yang kita percaya. Sebaliknya orang yang berbuat jahat itu juga pasti akan mendapatkan dua ganjaran yang yang sebaliknya, yaitu Rezekinya dijauhkan dan petaka sudah siap mengincarnya.
Jadi pilihannya sudah jelas, maka berbuat baiklah karena berbuat baik itu bisa mendatangkan rezeki, klopun rezekinnya belum didapat setidaknya kita sudah dijauhkan dari petaka sambil menunggu rezeki itu datang, tentu bukan dengan MENUNGGU dalam arti kita diam begitu saja, tetap harus ada usaha yang kita lakukan untuk mengambilnya. Dapat dipastikan kita bisa memperoleh keduanya, so jika ingin dijauhkan dari segala petaka ya Berbuat baiknya jangan tanggung-tanggung geh, jadikan disetipa kesempatan untuk berbuat baik kepada diri sendiri dan orang lain.
Hmm...jauh dari apa yang saya dapat tuliskan tentang makna kalimat tersebut diatas tentu memiliki segudang makna yang tersirat didalamnya, tergantung bagaimana kita menyikapinya dan silahkan mengkaji diri sehingga kita benar-benar menjadi orang baik.

Baca Selanjutnya..

Tuesday, December 16, 2008

5 Alasan Utama Mengapa Anak Buah Benci Atasannya

Memang benar, sebagai atasan kita tidak bisa menyenangkan semua anak buah. Masalahnya, apakah kita tidak disukai mayoritas anak buah, atau malah sebaliknya? Mengapa ada atasan yang tidak disukai oleh para anak buah? Apa penyebabnya ? Berikut ini adalah 5 alasan yang paling utama.

Namun ada hal lain yang juga mempengaruhi motivasi dan kinerja kerja karyawan, seperti lingkungan kerja yang nyaman, jam kerja yang fleksible, atasan yang terbuka terhadap masukan dan lain sebagainya. Berikut ini 5 alasan bawahan utama mengapa mereka membenci atasannya.

1. Karyawan butuh dihormati
Keluhan paling utama para karyawan adalah karena atasan mereka tidak menghormati mereka, dalam hal,
a. Waktu privasi (misalnya sering telpon diwaktu tengah malam hari atau saat merayakan ulang tahun anak )
b. Waktu kerja (sebentar-bentar selalu dipanggil oleh atasan, sehingga ia tidak punya waktu konsentrasi kerja )
c. Keterampilan anak buah. Selalu memandang rendah skill dan pengalaman anak buah. Jarang menanyakan pendapat atau sudut pandang bawahan.

2. Apakah Anda tipe "Watched-Dog Manager"atau "Under-Manager"?
Kedua tipe manager di atas sama-sama tidak dihormati oleh anak buah mereka.

Watched-Dog-Manager tidak pernah percaya pada anak buah, selalu mengawasi setiap gerakan anak buah, tidak pernah bertanya pendapat bawahan dan anak buah menjalankan tugasnya seperti mesin.

Tipe "Under-Manager" mengelola anak buahnya dengan banyak beri kebebasan dalam arti tanpa bimbingan, tanpa informasi yang cukup, tanpa komunikasi dua arah, susah bertemu dengan atasan, jarang diberikan dukungan moral, sehingga sepertinya serba “kekurangan” dukungan dari atasan. Atasan tipe seperti ini mungkin tidak galak atau pemarah, tetapi ia tipe atasan yang "tidak terlihat" ( invincible leader ).

Kedua tipe atasan ini menebar aura yang tidak dihormati oleh para bawahannya.

3. Gaji Kecil + Atasan Otoriter
“Sudah gaji tidak cukup, atasan saya orangnya otoriter lagi.”.

Banyak karyawan yang merasa gajinya kecil dan tidak cukup. Ditambah dengan beban kerja yang berat plus atasan yang otoriter, maka karyawan semakin “malas” mendukung atasan langsungnya dalam menuntaskan tugas.

Seorang karyawan pernah berkata,"Sebenarnya saya punya kemampuan kerjakan tugas dalam 3 jam, tapi buat apa saya kerjakan cepat-cepat, saya sengaja kerjakan 2 hari. Buat apa saya mendukung atasan saya, dia orangnya otoriter, tidak mau tahu kesulitan saya dan lagipula gaji saya juga kecil."

Sebetulnya apabila hubungan atasan langsung dengan anak buahnya baik, keduanya saling menghormati, anak buah respek pada atasan langsung, maka keluhan gaji kecil, bisa diminimalisir.

4. Killing-Field-Meeting
Pada umumnya para karyawan tidak suka dengan pemimpin yang sering "membunuh" produktivitas mereka melalui media yang bernama "MEETING".

Ciri-ciri rapat yang “membantai” produktivitas dan semangat kerja karyawan adalah :
1. Sering lakukan rapat yang mendadak, sehingga bawahan tidak sempat mengatur jadwal kerja dengan efektif.
2.Lakukan rapat tanpa notulen, sehingga membahas ulang masalah yang pernah dibahas ( ini membuang waktu bawahan sehingga ia harus kerja lembur, karena jam kerja normalnya tersita oleh rapat tidak efektif ).
3.Agenda rapat yang tidak jelas dan kemana-mana.
4.Rapat yang membahas masalah 1 orang tertentu, sedangkan yang lain "dipaksa"untuk mendengarkan ( walaupun tidak relevan dengan tugas mereka).
5.Rapat yang tidak ada time-limit dan time-keeper
6."Ditembak" dan dipermalukan oleh atasan di dalam rapat.

5. Atasan tipe "Lempar Batu Sembunyi Tangan"
Karyawan :"Pak tugas seperti ini cara kerjakannya bagaimana?"
Atasan : "Terserah kamu, kamu yang pikirkan?"
Karyawan :"Tapi saya tidak punya pengalaman Pak dalam hal ini. Menurut Pak, lebih baik cara A atau cara B?"
Atasan :"Terserah kamu....saya sedang melatih inisiatif kamu"( padahal sesungguhnya ia juga tidak tahu cara kerjakannya)

Tetapi saat bawahan melakukan cara yang telah ia diskusikan, dan ternyata salah. Atasan marah dan menyalahkan anak buah.

Atasan model seperti ini sudah jelas telah kehilangan respek dari bawahan. Dari lima penyakit best seller diatas, dapat disimpulkan bahwa penyebab utama atasan yang tidak disukai oleh bawahan adalah :
1. Ketrampilan Leadership – Management – Communication si atasan yang tidak efektif
2.Karakter atasan yang memang tidak kondusif

Alasan pertama lebih mudah diperbaiki, kalau si atasan selalu mau belajar dan memperbaiki diri. Yang agak sulit adalah alasan kedua. Kalau sudah menjadi watak atau karakter, akan makan waktu cukup lama untuk memperbaikinya. Tetapi lebih baik terlambat untuk memperbaiki, dari pada tidak sama sekali, bukan?

Dan yang terpenting dari semuanya ini, Apakah Anda ingin dikenang sebagai pemimpin teladan dan memberkati anak buah Anda, atau Anda ingin dikenang sebagai atasan yang menyebalkan. Putuskan sekarang juga

Baca Selanjutnya..

Friday, December 12, 2008

SOICHIRO HONDA

Amati kendaraan yang melintasi jalan raya. Pasti, mata Anda selalu terbentur pada kendaraan bermerek Honda, baik berupa mobil maupun motor. Merk kendaraan ini memang selalu menyesaki padatnya lalu lintas. Karena itu barangkali memang layak disebut sebagai raja jalanan.Namun, pernahkah Anda tahu, sang pendiri kerajaan bisnis Honda -- Soichiro Honda -- selalu diliputi kegagalan saat menjalani kehidupannya sejak kecil hingga berbuah lahirnya imperium bisnis mendunia itu. Dia bahkan tidak pernah bisa menyandang gelar insinyur. Ia bukan siswa yang memiliki otak cemerlang. Di kelas, duduknya tidak pernah di depan, selalu menjauh dari pandangan guru. Saat merintis bisnisnya, Soichiro Honda selalu diliputi kegagalan. Ia sempat jatuh sakit, kehabisan uang, dikeluarkan dari kuliah. Namun, ia terus bermimpi dan bermimpi. Dan, impian itu akhirnya terjelma dengan bekal ketekunan dan kerja keras. ''Nilaiku jelek di sekolah. Tapi saya tidak bersedih, karena dunia saya di
sekitar mesin, motor dan sepeda,'' tutur Soichiro, yang meninggal pada usia 84 tahun, setelah dirawat di RS Juntendo, Tokyo, akibat mengidap lever. Kecintaannya kepada mesin, jelas diwarisi dari ayahnya yang membuka bengkel reparasi pertanian, di dusun Kamyo, distrik Shizuko, Jepang Tengah. Di kawasan inilah dia lahir. Kala sering bermain di bengkel, ayahnya selalu memberi catut (kakak tua) untuk mencabut paku. Ia juga sering bermain di tempat penggilingan padi melihat mesin diesel yang menjadi motor penggeraknya. Di situ, lelaki kelahiran 17 November 1906 ini dapat berdiam diri berjam-jam. Tak seperti kawan sebayanya kala itu yang lebih banyak menghabiskan waktu bermain penuh suka cita. Dia memang menunjukan keunikan sejak awal. Seperti misalnya kegiatan nekad yang dipilihnya pada usia 8 tahun, dengan bersepeda sejauh 10 mil. Itu dilakukan hanya karena ingin menyaksikan pesawat terbang. Bersepada memang menjadi salah satu hobinya kala kanak-kanak. Dan buahnya, ketika 12 tahun, Soichiro Honda berhasil menciptakan sebuah sepeda pancal dengan model rem kaki. Sampai saat itu, di benaknya belum muncul impian menjadi usahawan otomotif. Karena dia sadar berasal dari keluarga miskin. Apalagi fisiknya lemah, tidak tampan, sehingga membuatnya selalu rendah diri.
Di usia 15 tahun, Honda hijrah ke kota, untuk bekerja di Hart Shokai Company. Bossnya, Saka Kibara, sangat senang melihat cara kerjanya. Honda teliti dan cekatan dalam soal mesin. Setiap suara yang mencurigakan, setiap oli yang bocor, tidak luput dari perhatiannya. Enam tahun bekerja di situ, menambah wawasannya tentang permesinan. Akhirnya, pada usia 21 tahun, Saka Kibara mengusulkan membuka suatu kantor cabang di Hamamatsu. Tawaran ini tidak ditampiknya. Di Hamamatsu prestasi kerjanya kian membaik. Ia selalu menerima reparasi yang ditolak oleh bengkel lain. Kerjanya pun cepat memperbaiki mobil pelanggan sehingga berjalan kembali. Karena itu, jam kerjanya tak jarang hingga larut malam, dan terkadang sampai subuh. Yang menarik, walau terus kerja lembur otak jeniusnya tetap kreatif. Kejeniusannya membuahkan fenomena. Pada zaman itu, jari-jari mobil terbuat dari kayu, hingga tidak baik untuk kepentingan meredam goncangan. Menyadari ini, Soichiro punya gagasan untuk menggantikan ruji-ruji itu dengan logam. Hasilnya luar biasa. Ruji-ruji logamnya laku keras, dan diekspor ke seluruh dunia. Pada usia 30 tahun, Honda menandatangani patennya yang pertama. Setelah menciptakan ruji. Lalu Honda pun ingin melepaskan diri dari bosnya, membuat usaha bengkel sendiri. Mulai saat itu dia berpikir, spesialis apa yang dipilih ? Otaknya tertuju kepada pembuatan ring piston, yang dihasilkan oleh bengkelnya sendiri pada 1938. Lalu, ditawarkannya karya itu ke sejumlah pabrikan otomotif. Sayang, karyanya itu ditolak oleh Toyota, karena dianggap tidak memenuhi standar. Ring Piston buatannya tidak lentur, dan tidak laku dijual. Ia ingat reaksi teman-temannya terhadap kegagalan itu dan menyesalkan dirinya keluar dari bengkel milik Saka Kibara. Akibat kegagalan itu, Honda jatuh sakit cukup serius. Dua bulan kemudian, kesehatannya pulih kembali. Ia kembali memimpin bengkelnya. Tapi, soal ring pinston itu, belum juga ada solusinya. Demi mencari jawaban, ia kuliah lagi untuk menambah pengetahuannya tentang mesin. Siang hari, setelah pulang kuliah, dia langsung ke bengkel mempraktekkan pengetahuan yang baru diperoleh. Tetapi, setelah dua tahun menjadi mahasiswa, ia akhirnya dikeluarkan karena jarang mengikuti kuliah. ''Saya merasa sekarat, karena ketika lapar tidak diberi makan, melainkan dijejali penjelasan bertele-tele tentang hukum makanan dan pengaruhnya,'' ujar Honda, yang diusia mudanya gandrung balap mobil. Kepada rektornya, ia jelaskan kuliahnya bukan mencari ijazah. Melaink an pengetahuan. Penjelasan ini justru dianggap penghinaan. Tapi dikeluarkan dari perguruan tinggi bukan akhir segalanya. Berkat kerja kerasnya, desain ring pinston-nya diterima pihak Toyota yang langsung memberikan kontrak. Ini membawa Honda berniat mendirikan pabrik. Impiannya untuk mendirikan pabrik mesinpun serasa kian dekat di pelupuk mata. Tetapi malangnya, niatan itu kandas. Jepang, karena siap perang, tidak memberikan dana kepada masyarakat. Bukan Honda kalau menghadapi kegagalan lalu menyerah pasrah. Dia lalu nekad mengumpulkan modal dari sekelompok orang untuk mendirikan pabrik. Namun lagi-lagi musibah datang. Setelah perang meletus, pabriknya terbakar, bahkan hingga dua kali kejadian itu menimpanya. Honda tidak pernah patah semangat. Dia bergegas mengumpulkan karyawannya. Mereka diperintahkan mengambil sisa kaleng bensol yang dibuang oleh kapal Amerika Serikat, untuk digunakan sebagai bahan mendirikan pabrik. Penderitaan sepertinya belum akan selesai. Tanpa diduga, gempa bumi meletus menghancurkan pabriknya, sehingga diputuskan menjual pabrik ring pinstonnya ke Toyota . Setelah itu, Honda mencoba beberapa usaha lain. Sayang semuanya gagal. Akhirnya, tahun 1947, setelah perang, Jepang kekurangan bensin. Di sini kondisi ekonomi Jepang porak poranda. Sampai-sampai Honda tidak dapat menjual mobilnya akibat krisis moneter itu. Padahal dia ingin menjual mobil itu untuk membeli makanan bagi keluarganya. Dalam keadaan terdesak, ia lalu kembali bermain-main dengan sepeda pancalnya. Karena memang nafasnya selalu berbau rekayasa mesin, dia pun memasang motor kecil pada sepeda itu. Siapa sangka, sepeda motor-- cikal bakal lahirnya mobil Honda -- itu diminati oleh para tetangga. Jadilah dia memproduksi sepeda bermotor itu. Para tetangga dan kerabatnya berbondong-bondong memesan, sehingga Honda kehabisan stok. Lalu Honda kembali mendirikan pabrik motor. Sejak itu, kesuksesan tak pernah lepas dari tangannya. Motor Honda berikut mobilnya, menjadi raja jalanan dunia, termasuk Indonesia. Semasa hidup Honda selalu menyatakan, jangan dulu melihat keberhasilanya dalam menggeluti industri otomotif. Tapi lihatlah kegagalan-kegagalan yang dialaminya. ''ORANG MELIHAT KESUKSESAN SAYA HANYA SATU PERSEN. TAPI, MEREKA TIDAK MELIHAT 99 PERSEN KEGAGALAN SAYA,'' tuturnya. Ia memberikan petuah, ''KETIKA ANDA MENGALAMI KEGAGALAN, MAKA SEGERALAH MULAI KEMBALI BERMIMPI. DAN MIMPIKANLAH MIMPI BARU.'' Jelas kisah Honda ini merupakan contoh, bahwa sukses itu bisa diraih seseorang dengan modal seadanya, tidak pintar di sekolah, dan hanya berasal dari keluarga miskin.

sumber :
milinglist inspirasiindonesia@yahoogroups.com

Baca Selanjutnya..